BIOPSIKOLOGI
BIOPSIKOLOGI
adalah cabang dari Ilmu Saraf yang berkaitan dengan segi biologis dari perilaku.
Beberapa ahli menyebutnya dengan "psikobiologi" atau "perilaku
biologis" atau "BehavioralNeuroscience"karena menitik beratkan pada
pendekatan biologi dalam memahami psikologi. Jadi Psikologi Faal dalam perkembangan
baru juga disebut dengan BIOPSIKOLOGI. Sejak Psikologi lahir,pendekatan secara biopsikologi
secaraimplisit sudah diungkapkan, namun secara eksplisit baru muncul pada karya
D.O Hebb (1949), "Organization of Behavior". Dalam karyanya tersebut,
Hebb mengemukakanteori yang komprehensif tentang fenomena psikologi yang
berkaitan dengan persepsi, emosi, pikiran dan memori yang mungkin dikontrol
melalui aktivitas otak. Teori tersebut merupakan salah satu dasar yang penting
dalam menguraikan dan mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku manusia yang
kompleks dan kasat mata.
Meskipun BIOPSIKOLOGI tergolong ilmu yang masih muda, namun ia memiliki perkembangan
yang cepat dan memiliki kaitan yang erat dengan disiplin ilmu yang lain diantaranya:
1) Biological Psychiatry, membahas tentang biologi
yang berkaitan dengan penyimpangan psikiatris dan perlakuan (treatment) terhadap
penyimpangan tersebut melalui manipulasi otak
2) Developmental Neurobiology, membahas tentang perubahan
sistem saraf sejalan dengan kemasakan dan usia; neurobiology biasa juga disebut
dengan neuroscience
3) Neuroanatomy, mempelajari tentang struktur
atau anatomi sistem saraf
4) Neurochemistry, mempelajari proses-proses kimiawi
yang muncul akibat aktivitas saraf, terutama proses yang mendasari transmisi
sinyal melalui sel-sel saraf
5) Neuroendocrinology, mempelajari interaksi antara
sistem saraf dengan kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang
diproduksinya
6) Neuroethology, mempelajari kaitan antara
sistem saraf dan perilaku yang muncul dalam lingkungan alami hewan dan dalam
lingkungan laboratorium yang dikontrol ketat
7) Neuropathology, mempelajari penyimpangan
sistem saraf
8) Neuropharmacology, mempelajari efek obat-obatan
pada sistem saraf, terutama yang mempengaruhi transmisi sel saraf
9) Neurophysiology, mempelajari respon sistem
saraf, terutama yang terlibat dalam transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel
saraf dan antara sel-sel saraf Comparative Psychology, bagian dari biopsikologi
yang lebih menekankan pada perilaku biologis dari pada perilaku yang disebabkan
oleh mekanisme sistem saraf
10) Comparative psychology mempelajari perbandingan
perilaku spesies yang berbeda-beda dan fokusnya pada genetik, evolusi, dan
perilaku adaptasi dari berbagai spesies. Berbeda dengan ahli-ahli ethology yang
melakukan penelitian quasi-eksperimen pada spesies di lingkungan asalnya, maka
comparative psychology cenderung menciptakan lingkungan yang semi terkontrol
dalam laboratorium untuk melihat reaksi perilaku spesies.
SEL SEBAGAI
DASAR KEHIDUPAN
Sel adalah unit terkecil dalam kehidupan dan
tidak dapat dibagi bagi lagi.Secara struktural tubuh makluk hidup tersusun atas
sel-sel, sehingga sel disebut satuan struktur mahkluk hidup.. Sel sebagai unit
fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan/ aktivitas kehidupan (proses
metabolisme, reproduksi, iritabilitas, digestivus, ekskresi dan lainnya) pada
makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak berlangsung di dalam tubuh yang
dilakukan oleh sel. tubuh mahkluk hidup dapat menyelenggarakan kehidupan jika
sel-selnya bergfungsi.Sel dapat melakukan kehidupn seperti respirasi pembelahan
diri,pencernaan makanan dan perederaan dasar
Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati
sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Dalam
pengamatannya, ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding
tebal. Robert Hooke menyebut ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah
cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus
yang telah mati.
Seorang ahli mikroskop Belanda bernama Antonie
van Leeuwenhoek (1632-1723) merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal.
Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan
organisme yang bergerak-gerak di dalam air. Yang kemudian disebut bakteri.
Antonie van Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.
Secara anatomis sel dapat dibagi menjadi 3
bagian, yaitu membran plasma, sitoplasma dan organel sel serta inti sel (nukleus).
a.
Membran Plasma
Membran sel (cell membrane, plasma membrane,
plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan di luar sel. Terutama untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.
Pada sel eukariota, membran sel yang
membungkus organel-organel di dalamnya, terbentuk dari dua macam senyawa yaitu
lipid dan protein, umumnya berjenis fosfolipid seperti senyawa antara
fosfatidil etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur dengan dua
lapisan dengan permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel, namun di sela-sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat
transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan oleh sel. Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton
mempunyai tiga macam jenis yaitu mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen
intermediet.
b. Inti
Sel (Nukleus)
Inti sel atau nukleus adalah organel yang
ditemukan pada sel eukariota. Organel ini mengandung sebagian besar materi
genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom
bersama dengan beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah
yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga
integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi
gen Selain itu, nukleus juga berfungsi
untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk
mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya
replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi
gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
c.
Sitoplasma dan Organel Sel
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus
membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari
protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan
vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di
dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula
dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari
luar sel ke organel atau inti sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang
terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi
kehidupan). Organel Sel tersebut antara lain :
a.
Retikulum Endoplasma (RE)
Memiliki struktur yang menyerupai kantung
berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. RE merupakan labirin membran
yang sangat banyak sehingga meliputi separuh lebih dari total membran dalam
sel-sel eukariotik. Fungsi RE bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada RE
kasar dan RE halus. RE kasar ditempeli ribosom dan berfungsi untuk sintesis
protein. Sedangkan RE halus tidak ditempeli ribosom dan berfungsi untuk
sintesis lemak. Selain itu RE juga berfungsi sebagai alat transportasi
molekul-molekul dari sel satu ke sel lain.
b. Ribosom
Adalah organel kecil dan padat dalam sel yang
berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm
serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (RNP).
Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida menggunakan
asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom
tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada RE kasar, atau pada membran inti
sel.
c.
Mitokondria
Adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi
sel
makhluk hidup,
selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak,
biosintesis
pirimidina, homeostasis
kalsium,
transduksi sinyal selular dan penghasil energi berupa adenosina trifosfat pada lintasan katabolisme.
Mitokondria mempunyai dua lapisan
membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran dalam.
Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut
dengan cristae. Di dalam mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks,
dimana beberapa mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria
dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
d. Lisosom
adalah organel
sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang
berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom
ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim
hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi
utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
e.
Badan Golgi
Badan Golgi (aparatus Golgi, kompleks Golgi
atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel,
dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap
sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki
hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan
Italia yang bernama Camillo Golgi.
f.
Sentriol/Sentrosom
Sentriol merupakan perkembangan dari
sentrosom, yaitu pusat sel, daerah dari sitoplasma yang dekat dengan nukleus. Sentriol
berupa kumpulan mikrotubulus strukturnya berbentuk bintang yang berperan
sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara mitosis atau meiosis. Struktur ini
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Dari sentriol
memancar benang-benang gelendong pembelahan sehingga kromosom akan terjerat
pada benang tersebut. Melalui benang gelendong inilah nantinya tiap-tiap
kromosomberjalan menuju kutub masing-masing.
g. Plastida
adalah organel yang meghasilkan warna pada sel
tumbuhan. Organel ini hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dikenal tiga jenis
plastida yaitu:
1). Leukoplas, berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan
makanan, terdiri dari Amiloplas (untuk menyimpan amilum), Elaioplas atau Lipidoplas
(untuk menyimpan lemak/minyak) dan Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2). Kloroplas adalah plastida berwarna hijau. Plastida ini
berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3). Kromoplas, yaitu plastida yang mengandung pigmen,
misalnya, Fikosianin (biru), Fikoeritrin (merah), Karoten (keemasan), Xantofil
(kuning), Fukosatin (pirang).
Membran
dalam melingkupi matriks yang dinamakan stroma. Membran dalam ini terlipat
berpasangan yang disebut lamela. Secara berkala lamella ini membesar sehingga
membentuk gelembung pipih terbungkus membran dan dinamakan tilakoid. Struktur
ini tersusun dalam tumpukan mirip koin. Tumpikan tilakoid dinamakan grana.
h. Vakuola
Adalah ruang dalam sel
yang berisi cairan. Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri,
kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. Bagi tumbuhan, vakuola berperan
sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung
pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya.
i.
Peroksisom dan Glioksisom
Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat
menghasilkan H2O2 yang selanjutnya dipecah menjadi H2O + O2. Selain itu, juga
berperan dalam mengubah lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin dalam
sel. Organel ini banyak mengadung enzim oksidase dan katalase. Sedangkan
glioksisom berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat terjadinya siklus
glioksilat.
A.
PERBEDAAN SEL PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK
1)
SEL PROKARIOTIK
Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri
purba) dan eubakteria (bakteri modern/bakteri sejati) yang beranggotakan
bakteri, mikoplasma dan alga hijau-biru. Ukuran sel prokariotik berkisar antara
0,5 -3 mm. Struktur umum sel prokariotik yang diwakili oleh bakteri
berturut-turut mulai dari luar ke dalam adalah dinding sel, membran sel,
mesosom, sitoplasma, ribosom dan materi inti (DNA dan RNA).
Dinding sel bakteri berfungsi untuk menahan
tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak mudah pecah akibat masuknya air
kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan atau mukopepetida
yang dapat dipergunakan sebagai dasar penggolongan bakteri menjadi dua golongan
, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pada bajteri gram
positif, hamper 90% komponen dinding selnya tersusun atas peptidoglikan,
sedangkan pada bakteri gram negative berkisar antara 5 – 20%.
Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri
berfungsi dalam seleksi dan pengangkutan larutan ke dalam sel; berperan dalam
transfer elektron dan fosforilasi oksidatil; pada bakteri aerob berperan dalam
pengeluaran enzim hidrolitik; sebagai tempat enzim dan molekul pembawa yang berfungsi
dalam biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput.
Komponen utama membran sel tersusun atas lipid
dan protein atau lipoprotein. Membran sel bakteri dan sianobakteri membentuk
lipatan ke dalam yang dinamakan mesosom. Pada beberapa bakteri, mesosom
berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada sianobakteri, mesosom berfungsi
sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen fotosintesis.
Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih
20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun atas RNA dan protein. Ribosom merupakan
tempat sintesis protein. Ribosom prokariotik tersusun atas sub unit kecil dan
sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg). Pada saat proses
transaksi, kedua sub unit ini bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam
sitoplasma juga terdapat molekul protein dan enzim yang digunakan dalam setiap
reaksi kimia di dalam sitoplasma. Bakteri juga menyimpan cadangan makanan di
sitoplasma dalam bentuk granula-granula tidak larut air. Materi genetik sel
prokariotik membentuk suatu struktur yang dinamakan nukleoid, merupakan
kromosom tunggal. Antara materi inti dengan sitoplasma tidak terdapat pembatas
atau tidak memiliki membrane inti. Sel prokariotik mengandung sejumlah kecil
DNA dengan total panjang antara 0,25 mm sampai 3 mm yang mampu mengkode 2000 –
3000 protein.
2)
Sel Eukariotik
Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup multi
seluler. Sel eukariotik tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus,
sentriol, retikulum endoplasma, ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro,
mitrokondria, mikrotubulus dan mikro filamen. Organelorganel di dalam sel
memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap
organel di dalam sel memiliki fungsi yang berbeda - beda.
Berikut ini akan diuraikan tentang struktur
dan fungsi :
a. Membran Sel
Sel memiliki struktur khusus yang berfungsi untuk memisahkan isi sel dengan
lingkungan luarnya, struktur ini dinamakan membrane plasma atau membran sel.
Membran plasma ini memiliki ketebalan antara 5 sampai 10 nm (nanometer), oleh
karena itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Membran sel memiliki
beberapa fungsi, antara lain yaitu:
1) Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel, misalnya retikulum endoplasma, aparatus Golgi, dan lisosom.
1) Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel, misalnya retikulum endoplasma, aparatus Golgi, dan lisosom.
2) Menyediakan selaput atau penghalang yang
bersifat selektif permeabel. Membran sel berfungsi untuk menyaring masuknya
zat-zat ke dalam sel sehingga tidak semua zat dapat menembus membran sel.
3) Sebagai sarana transpor larutan dari dan ke
dalam sel. Membran sel berfungsi dalam membantu memasukkan dan mengeluarkan
senyawa – senyawa tertentu dari dan ke dalam sel.
4) Merespons terhadap sinyal dari luar. Pada
membran sel terdapat protein integral yang berfungsi sebagai reseptor untuk
menerima sinyal dari lingkungan sel.
5) Untuk interaksi interseluler. Protein -
protein membran sel dan glikoprotein sebagai perantara sel untuk berinteraksi
dengan sel lain atau dengan lingkungan luarnya.
6) Tempat aktivitas biokimiawi. Beberapa
reaksi kimia dikatalisis oleh protein integral membran yang berfungsi sebagai
katalisator.
7) Untuk transduksi energi. Membran dalam
(inner membrane) kloroplas berfungsi untuk mengubah energi cahaya menjadi
energi kimia dalam proses fotosintesis.
Semua membran sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu lemak (lipid) dan
protein yang terikat secara non kovalen dan tersusun dalam suatu struktur yang
menyerupai lembaran. Lembaran tersebut tersusun atas dua lapisan lemak yang
dinamakan lipid bilayer. sedangkan protein terletak di antara lemak atau di
permukaan lapisan lipid bilayer.
b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibungkus oleh
membrane plasma. sitoplasma mengandung gula, asam amino, lemak,ion-ion dan
senyawa kimia lain yang digunakan untuk metabolisme sel. Di dalam sitoplasma
terdapat membran intrasel yang membungkus organel sel, misalnya membran yang
membungkus mitokrondria, kloroplas, lisosom, peroksisom, retikulum endoplasma,
dan badan Golgi. Bagian sitoplasma yang berada di antara organel dinamakan
sitosol. Volume sitosol lebih kurang 50% dari volume sel. Di dalam sitosol juga
terdapat protein dan enzim-enzim untuk reaksi kimia.
c. Mitokondria
Ukuran mitokondria bervariasi, tetapi rata-rata ukuran diameternya antara 0,2 -
0,7 mikrometer (pm) dan panjangnya antara 1 - 4 mikrometer. Ukuran mitokondria
ini hampir sama dengan ukuran bakteri yang menunjukkan salah satu bukti evolusi
bahwa mitokondria merupakan bakteri yang bersimbiosis dengan sel eukoriotik.
Bentuk mitokondria bervariasi, tergantung dari jenis selnya, misalnya pada
sel-sel awal embrio, bentuk mitokondrianya bulat atau oval, sedangkan pada
sel-sel lain bentuknya seperti gelendong dan ada juga yang berbentuk pipa.
Karena ukurannya yang relatif besat mitokondria dapat terlihat cukup jelas di
bawah mikroskop cahaya.
Pada umumnya, mitokondria tersebar secara acak di dalam sel dan cenderung
berkumpul pada bagian sel yang banyak memerlukan energi, misalnya di sekitar
gelendong pembelahan, atau di sekitar memmbran yang melakukan endositosis.
Jumlah mitokondria di dalam sel bervariasi tergantung dari jenis sel, spesies
organisme, dan keadaan fisiologi sel. Selsel yang metabolismenya aktif banyak
mengandung mitokondria dibandingkan sel-sel yang tidak aktif.
d. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan bentukan membran yang sangat berlipat-lipat
membatasi suatu ruangan yang disebut lumen (sisterna). Antara lumen RE dengan
sitosol hanya dipisahkan oleh selapis membran sehingga memudahkan terjadinya
pertukaran zat antara lumen RE dengan sitosol. Berdasarkan ada tidaknya ribosom
yang menempel pada permukaan luar membran, RE dibedakan menjadi dua, yaitu
Retikulum Endoplasma Halus (Smooth Endoplasmic Reticulumi /SER) dan Retikulum
Endoplasma Kasar(Rough Endoplasmic Reticulum / RER). Pada RER permukaan luar
membrannya banyak ditempeli oleh ribosom.sebaliknya pada SER permukaan luar
membrannya tidak ditempeli oleh ribosom. RER banyak dijumpai pada sel-sel yang
aktif mensekresikan protein misalnya sel – sel pancreas, kelenjar ludah, dan
kelenjar lainnya.
e. Aparatus Golgi atau Kompleks Golgi.
Aparatus Golgi (AG) atau Kompleks Golgi pertama kali ditemukan oleh Camilio
Golgi tahun 1898 di dalam sitoplasma sel saraf. AG dijumpai hampir pada semua
sel tumbuhan dan sel hewan.
Organel ini terdiri atas setumpuk saku-saku pipih yang masing-masing dibatasi
oleh selapis membian. Dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak bahwa AG
tersusun atas tiga bentukan membran, yaitu:
1)
kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus, kantung – kantung
pipih tersebut tersusun bertumpuk membentuk diktiosom,
2)
vesikel-vesikel kecil berdiameter kurang lebih 50 mikrometer yang terletak pada
sisi yang berbatasan dengan RE, vesikel ini dinamakan vesikel tiansisi atau
vesikel peralihan, fungsi vesikel adalah membawa protein dan lipid dari RE ke
AG dan dari sakulus satu ke sakulus lainnya,
3)
vesikel besar yang terletak pada sisi yang berhadapan dengan membrane plasma,
vesikel ini dinamakan vesikel sekretori,vesikel sekretori adalah membawa
protein atau lipid yang telah mengalami Pemrosesan di dalam lumen sakulus.
f. Lisosom
Lisosom pertama kali ditemukan pada tahun 1949 oleh De Duve di dalam serpihan
sel-sel hati. Organel ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim
hidrolitik. Selama masih terbungkus membran, enzim hidrolitik bersifat stabil.
Terdapat lebih kurang 40 macam enzim hidrolitik yang ditemukan di dalam
lisosom. Enzim-enzim tersebut meliputi protease,nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase dan sulfatase. Enzim – enzim tersebut hanya akan dapat
bekerja optimal pada pH sekitar 5.membran lisosom mengandung protein transfer
untuk membawa hasil pencernaan ke sitosol. Membran lisosom tidak akan tercerna
oleh enzim yang dikandungnya sendiri karena kandungan karbohidrat yang tinggi
pada membrannva.
Lisosom tergolong organel yang polimorfik
karena memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada empat macam bentuk
lisosom, yaitu satu macam lisosom primer dan tiga macam lisosom sekunder.
Lisosom primer adalah lisosom yang baru terbentuk dari AG dan belum berfusi (bergabung)
dengan materi yang akan dicerna. Lisosom sekunder ada tiga macam,yaiitu:
(1) heterofagosom, merupakan gabungan antara
lisosom primer dengan fagosom,
(2) Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,
(2) Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,
( 3) badan residu, adalah vakuola yang berisi
sisa materi yang tidak tercerna
Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna
oleh lisosom dapat berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri.
Materi dari luar sel masuk ke dalam sitoplasma melalui pinositosis dan
fagositosis. Pencernaan intra sel selalu terjadi di dalam lisosom, enzim,
hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam lisosom sehinggan pencernaan
berlangsung optimal.
h. Ribosom
Ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembran yang ditemukan pada semua
sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik. Pada eukariotik , organel ini
terdapat pada sitoplasma, menempel pada permukaan luar retikulum endoplasma,
didalam metriks mitokondria dan didalam stroma kloroplas.
Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar darn
sub unit kecil. Kedua sub unit ini akan berfusi jika proses trnaslasi
berlangsung.Sub unit ribosom dinyatakan dengan satuan S (Svedberg) yang merupakan
nama penemunya, satuan ini menunjukkan kecepatan pengendapan pada saat sub unit
tersebut disentrifugasi, misalnya sub unit kecil dan sub unit besar ribosom
pada eukariotik adalah 40S dan 60s. Komponen penyusun besar ribosom terdiri
atas protein ribosom dan ARN ribosom (ARN-r). Protein ribosom disintesis oleh
bebas yang terdapat di dalam sitoplasma, sedangkan ARN-r ditranskripsi di dalam
anak inti (nukleous).
i. Sitoskeleton
Di dalam sitosol juga ditemukan adanya sitoskeleton
yang tersusun atas mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediat.
Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong bentuk sel dan memungkin terjadinya
gerakan-gerakan organel di dalam sitoplasma. Mikrotubulus ada yang Ietaknya
terbenam di dalam sitosol, dinamakan mikrotubulus sitoplasmik dan ada juga yang
berfungsi sebagai penyusun organel , sepe'rti silia, flagela,
dan sentriol. Mikrofilamen merupa kan protein konEaktil yang berfr-rngsi
untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma cii clalanr
sel tumbuhan dan gerak amoeboid pada leukosit.
dan sentriol. Mikrofilamen merupa kan protein konEaktil yang berfr-rngsi
untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma cii clalanr
sel tumbuhan dan gerak amoeboid pada leukosit.
Mikrotubulus tersusun atas molekul protein tubulin.
Ada dua jenis protein tubulin penyusun tubulin, yaitu tubulin α dan
tubulin β. Setiap mikrotubulus tersusun atas 13 protofilamen yang tersusun
paralel mengelilingi suatu sumbu. Ada dua macam mikrotubulus di dalam sel yang
dibedakan atas stabilitasnya, yaitu mikrotubulus stabil dan mikrotubulus labil.
Contoh mikrotulus stabil adalah pembentuk silia dan flagela. Sedangkan
mikrotubulus labil contohnva mikrotubulus pembentuk gelendong pembelahan.
Mikrotubulus sitoplasmik didalam sel berfungsi sebagi keranga dalam yang
menetukan bentuk sel dan untuk transfer molekul di dalam sel. Mikrotubulus ini
berbentuk serabut tunggal dengan diameter lebih kurang 25 nanometer. Beberapa
organel yang tersusun dari mikrotubulus adalah sentriol, silia dan flagella.
Mikrofilamen biasanya banyak terdistribusi dibawah permukaan membrane plasma.
Panjang mikrofilamen bervariasi, dengan diameter lebih kurang 7 µm.
Mikrofilamen tersusun atas protein, terutama aktin dan miosin. Hampir semua
jenis sel hewan mengandung aktin. Aktin dan miosin banyak ditemukan terutama
pada sel otot, dengan komposisi miosin yang lebih sedikit dibandingkan aktin.
Kedua jenis protein ini berperan untuk pergerakan, misalnya aliran sitoplasma
pada sel tumbuhan (siklosis), dan gerak amoeboid pada Protozoa.
Filamen intermediet memiliki diameter antara 8-10 pm,
berbentuk pembuluh, tersusun atas 4-5 protofilamen yang tersusun melingkar,
bersifat liat, stabil, dan tersusun atas protein fibrosa. Sebagaian besar
filamen intermediet berfungsi untuk menyokong sel dan inti sel. Letak filamen
inibiasanya terpusat disekitar inti. Pada sel epitel, filamen intermediet
membentuk anyaman yang berfungsi untuk menahan tekanan dari luar.
j. Inti Sel (Nucleus)
Pada sel eukariotik, materi intinya telah diselubungi oleh suatu membran dan
membentuk struktur inti sel atau nukleus. Bagian –bagian yang menyusun inti sel
antara lain adalah membran inti, pori membran,matriks inti sel (matriks),
kromatin atau kromosom, dan anak inti (nukleolus).
Pada umumnya, inti sel berbentuk bulat, tetapi ada juga yang
bentuknya seperti gelendong. Sel eukariotik umumnya memiliki satu inti sel,
tetapi ada juga beberapa jenis sel yang memiliki inti lebih dari satu.