Senin, 29 Juni 2015

127 Hours merupakan film kisah nyata tentang perjuangan untuk bertahan hidup seorang pemanjat tebing yang tragis bernama Aron Ralston. Terdapat sistem-sistem psikologi manusia yang bekerja pada tokoh utama yang menjadi titik tumpu para penonton. Di dalam film ini banyak sekali berkaitan dengan berbagai teori-teori perkembangan seperti teori behavioristik, humanistik, psikoanalisa, kognitif, dan lain sebagainya.

Film 127 hours bercerita tentang seorang pecinta alam, tepatnya seorang pecinta tebing yang pergi menikmati keindahan tebing seorang diri, di sekitar daerah grand canyon USA. Dalam hal ini berkaitan dengan salah satu ciri dari teori psikososial yaitu identitas vs kekacauan identitas, dimana seseorang mencoba melakukan hal-hal yang membuatnya berusaha mendapatkan identitas diri termasuk melakukan hobi-hobi ekstrimnya yang menantang aspek fisik dan mental.
Di akhir pekan seorang Aron Ralston merencanakan untuk pergi suatu tempat di Grand Canyon dengan mencoba rute baru yang bisa mempersingkat waktu untuk kesana. Aron Ralston telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pergi, dari peralatan mendaki, logistik makanan dan minuman, dan juga handycam serta camera digital. Dimulai dari perjalanan dengan menggunakan mobil pada malam jum’at, 25 April 2003, yang kemudian keesokan harinya dilanjutkan dengan menggunakan sebuah sepeda gunung karena medan yang tidak memungkinkan lagi untuk menggunakan mobil. Dengan berbekal kamera dan handycam, Aron terus menelusuri jalan kering berdebu tanpa ada tumbuhan hijau sama sekali. Ketika sampai di grand canyon dan ingin segera ketujuannya Aron Ralston bertemu dengan 2 perempuan yakni Megan dan Kristi yang sedang tersesat, karena Aron Ralston sudah sering dan tau dengan daerah tersebut akhirnya Aron Ralston menemani mereka terlebih dahulu untuk pergi ke suatu tempat yang Megan dan Kristi cari. Setelah sampai di daerah tujuan, mereka berpisah antara Aron dan kedua perempuan tersebut. Dan Aron pun melanjutkan perjalanannya kembali.
Pada akhirnya sampailah Aron pada sebuah celah tebing yang sempit, dia mencoba untuk memasuki celah sempit tersebut dengan kelincahan tangan dan kakinya. Sesekali dia meraba, merasakan dan menikmati tekstur dinding-dinding tebing yang indah.
Disinilah awal mula munculnya konflik, dimana Aron masuk ke dalam celah tebing yang lebih dalam, namun tanpa disangka batu kira-kira dengan diameter 1 m yang digunakan sebagai tumpuan pegangannya terjatuh. Jatuhlah dia ke dasar celah tebing yang dalam, sebenarnya jatuhnya itu tidaklah seberapa namun yang jadi masalah adalah tangan kanannya tersangkut batu besar berdiameter ±1 m tadi. Aron mulai mencari cara untuk melepaskan tangannya yang terhimpit batu, Aron mencoba mendorong batu tersebut dengan sekuat tenaga, namun semua itu sia-sia, batu itu tidak bergerak sedikitpun. Teori perkembangan kognitifnya mulai bekerja disaat ia mengeluarkan segala peralatan yang di bawanya ke hadapannya tepatnya di atas batu besar yang menghimpit tangan kanannya. Ia mulai berpikir keras mencari cara untuk melepaskan tangannya dari himpitan batu, satu demi satu peralatannya mulai dikeluarkan, dan akhirnya Aron pun mengambil sebuah pisau kecil dan mencoba mengikis batu tsb. Teori behavioristik bekerja, dimana adanya conditional learning yang membuatnya berusaha keras mengikis batu tsb. Di saat ia mengikis tidak sengaja pisau yang digunakannya terjatuh ke dalam celah tebing yang sulit dijangkaunya, teori kognitif lagi-lagi bekerja pada saat ia berusaha mengambil pisau yang sangat sulit untuk dicapainya, potensi intelektual bekerja hingga pada akhirnya ia menggunakan sebatang kayu kecil sebagai pengait untuk mengambil pisau tsb. Setelah mendapatkan pisau tsb, ia tertawa. Hal ini menunjukkan sikap unconsciousness, yang mana sikap ini merupakan sikap yang terjadi secara tidak disadari. Kemudian ia lanjut mengikis batu tsb hingga malam hari. Di malam hari ia berhalusinasi dan teori preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, yang berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Tepat pada jam 12 malam, ia mencari akal bagaimana caranya untuk tidur dalam keadaan tangan terhimpit, kemudian ia mengaitkan tali pengerek yang disangkutkan ke batu-batu besar yang ada di sekitarnya. Pengasahan intelegensi berupa teori kognitif sangat bekerja dalam hal ini.
Minggu, 26 April. Celah yang begitu dalam membuat Aron sulit dijangkau sinar matahari, dan kala pagi menjelang, Aron berusaha mencapaikan kakinya pada sinar matahari yang nyaris tak menjangkau badannya. Kemudian ia meraba tekstur batu secara perlahan dan mengingat masa kanak-kanaknya, terdapat teori unconscious yang mana tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis dan insting. telah 24jam ia tejebak dan persediaan air yang dibawanya hanya tinggal sekitar 300-400ml. Disaat malam ia teringat akan janji makan malamnya bersama Kristi dan Megan, ia membayangkan ia datang ke acara tersebut dan meneguk minuman segar, ia bernyanyi lagu Scooby-Doo seolah-olah ia menikmati acara yang dibayangkannya tersebut, hal ini berkaitan dengan teori unconscious. Ketika ia tersadar dari khayalnya, ia melihat persediaan air yang semakin menipis yang kemudian ia minum sedikit. Adanya stimulus internal berupa haus yang luar biasa membuatnya mengambil softlense yang dipakainya lalu dimakannya, munculnya stimulus yang diikuti respons ini menunjukkan adanya teori behavioristik. Ia teringat disaat ia mengabaikan telpon dari ibunya dan ia sangat merasa menyesal.
Senin, 27 April. Terori kognitif mulai berperan disaat ia berusaha mengangkat batu yang menghimpit tangannya dengan cara mengaitkan tali pengerek yang dibawanya, ia menarik tali dengan sekuat tenaga namun segalanya sia-sia. Disaat ia mulai lelah, ia membayangkan air akibat rasa hausnya. Ia membuat video dan menceritakan tentang peralatan yang seharusnya ia butuhkan serta tim penolong untuk membantunya keluar dari celah tebing tsb. Air yang tersisa di botolnya hanya ± 150ml. Ia terpaksa menampung air kencingnya di dalam kantong sebagai persediaan sekiranya ia kehabisan air. Pada hal ini mucul teori kognitif kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang serta adanya teori behavioristik karena adanya stimulus respon berupa rasa haus yang luar biasa. Ia kembali mendokumentasikan segala penderitaan yang dialaminya dengan seolah-olah ia bercerita kepada teman-temannya. Hingga akhirnya ia mengikat tangannya dengan tali pengerek yang dibawanya sekencang mungkin dengan tujuan untuk membuat tangannya mati rasa, teori kognitif bekerja, kemudian ia mencoba memotong tangannya, namun ternyata pisau yang digunakannya tumpul sampai-sampai ia menghina pisau tumpul buatan cina yang dibawanya, ia terus berusaha mencoba memotong tangannya hingga terluka, terjadi teori psikoanalisa yang mana adanya kekuatan bawah sadar yang memotivasi perilaku manusia. Ia terus mengingat masa lalunya bersama keluarga, ia teringat akan ibu, ayah, dan adiknya, serta pacar dan teman-temannya. Ia bermimpi datangnya banjir dan membebaskan tangannya dari himpitan batu, bertemu dengan pacarnya dan meminta maaf, namun sayang sang pacar tak lagi mau memaafkannya. Hal ini berkaitan dengan teori unconscious.
Selasa, 28 April. di pagi hari ia melakukan hal bodoh dengan mendokumentasikan dirinya seolah-olah berada pada suatu acara reality show, saat itu dia mengungkapkan kesalahan pada ibunya karena tidak berpamitan saat ia mau pergi, flashback ke masa lalunya, rekan kerja, ayah ibu, dan semua yang membuat unconscious bekerja.
Rabu, 29 April. Ketika airnya habis ia nekat menusuk tangannya sendiri dan meminum darahnya, merasa belum cukup ia nekat meminum air kencing yang ditampungnya beberapa hari yang lalu, terdapat teori psikoanalisa dimana adanya kekuatan bawah sadar yang memotivasi perilaku, dan juga teori behavioristik karena terdapat stimulus internal berupa rasa haus yang merangsangnya untuk melakukan hal tersebut. Teori preconsciousness juga terjadi disaat ia menulis namanya di batu dengan tulisan RIP Aron Ralston, berhalusinasi mendengar suara-suara aneh, tentang Blue John, pacarnya, keluarga, bahkan tentang batu yang saat itu menghimpit tangannya. Ia sempat memutar video yang ada di handycamnya tentang Kristi dan Megan saat kedua perempuan tersebut mandi di dalam gua yang jernih airnya, dan pada saat itu nafsunya terpancing untuk melakukan hal yang berbau seks, namun adanya Teori perkembangan kognitif Piaget yaitu kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme membuatnya mampu mengendalikan hawa nafsunya. Rasa haus yang sangat menyiksa, cuaca panas, dan nafas yang sudah sangat menyesakkan membuatnya pingsan dan tertidur hingga akhirnya sampailah pada puncak tragedi yang dialami tokoh Aron dimana saat terbangun ia bertindak tanpa berpikir panjang dikarenakan kondisi yang memang sudah benar-benar memaksakannya untuk tidak mati di dalam tebing, ia mulai mematahkan tulang tangannya terlebih dahulu, yang kemudian ia tertawa setelah ia mematahkan tulangnya, teori unconscious berperan. Di dasari dengan teori psikoanalisa dan teori behavioristik tepatnya conditional learning, yang intinya pelaku melakukan hal dikarenakan factor situasi, kondisi, dan kekuatan bawah sadar yang kian mensugesti dirinya untuk melakukan hal-hal ekstrim dengan memotong daging tangannya secara perlahan-lahan, sayat demi sayatan dilakukannya pada daging tangan hingga sampai urat-urat dalamnya. Setelah lama berusaha keras memotong tangannya, akhirnya ia berhasil lepas dari jeratan batu yang selama ini menahannya, ia membalut tangannya, dan kemudian sebelum pergi ia memoto potongan tangan yang masih terhimpit batu besar tsb. Ia terus berjalan meninggalakan tebing tersebut, setelah sampai di luar ia tertawa puas atas segala usahanya mencoba untuk keluar selama ini, teori bawah sadarnya bekerja. Hingga ia melihat air di bawah jurang dan menemukan besi pengait untuk tali pengerek, ia bahkan sampai mencium besi tersebut karena sangat bahagianya, kemudian ia turu secara perlahan, dan menjatuhkan diri di air yang bahkan bisa dibilang tidak baik untuk dikonsumsi, namun akibat haus yang hebat dan tingkat kesadaran psikisnya yang sudah tidak beraturan membuatnya tak peduli dengan lingkungan sekitar. Dan akhirnya pun ia berjalan dan menemukan orang yang kemudian menyelamatkannya, dengan bertandu helicopter Aron pulang dengan tangan tak lagi seperti semula.
Dari sinilah kemudian dapat diketahui maksud dari judul 127 hours (sekitar 5 hari lebih 7 jam), itu adalah waktu lamanya Aron terjebak tanpa daya upaya karena tangan kananya tersangkut disebuah batu besar. Banyak tekanan-tekanan psikologi yang dialami Aron, pertikaian pemikiran keras yang kian mendesaknya akibat situai kondisi yang menyiksa, serta mental yang begitu kuat hingga akhirnya ia berani memutuskan untuk melakukan hal yang tidak sewajarnya dilakukan manusia pada umumnya. Hikmah yang dapat kita simpulkan dari film ini adalah sekuat-kuatnya, sehebat-hebatnya, sepintar – pintarnya seseorang pasti tetap saja membutuhkan orang lain karena kita manusia adalah makhluk sosial.

Kamis, 16 April 2015

Psikologi umum, emosi

BREBES, KOMPAS.com, Tatapan mata Darpin (37) terlihat kosong saat tertuju ke foto istrinya, Karni (38), warga Karangjunti, Losari, Brebes, Jawa Tengah, yang dieksekusi mati di Arab Saudi, Kamis (16/4/2014). Sesekali, Darpin menyeka air matanya yang mengalir membasahi pipi.

Kabar kematian Karni memang mengejutkan bagi Darpin dan keluarga. Darpin diberi tahu petugas Kementerian Luar Negeri yang datang ke rumahnya bahwa istrinya telah dihukum mati dengan cara ditembak.

Darpin tak menyangka, pertemuan terakhir di Arab Saudi pada bulan Maret 2015 lalu adalah pertemuan terakhir. Dia kini pasrah menerima takdir yang sudah direncanakan oleh Tuhan.

"Bagai petir di siang bolong, saya sungguh tidak percaya," tutur Darpin.

Dia kemudian menceritakan pertemuan terakhirnya dengan istrinya, yang sudah menunggu esksekusi mati, dua setengah tahun lalu. Pertemuan itu terjadi di penjara di kota Yanbu, Arab Saudi.

Istrinya berpesan hanya minta didoakan agar mendapat jalan yang terbaik serta meminta suaminya menjaga ketiga anaknya.

"Saat kami bertemu, Karni gemuk, sehat, dan terlihat lebih segar. Pokoknya dia minta didoakan dan jaga anak-anak dengan baik," ucap Darpin.

Karni divonis hukuman mati oleh Pengadilan Yanbu, Arab Saudi, setelah dinyatakan bersalah membunuh anak majikannya, Tala Al Shehri (4), pada Setember 2012 silam. Karni menghabisi nyawa korban dengan menggunakan pisau dapur saat korban sedang tertidur.

Seusai membunuh, Karni dikabarkan melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum cairan pembersih lantai, tetapi nyawanya masih selamat. Karni dieksekusi mati dengan cara ditembak pada Kamis (16/4/2015) pukul 10.00 waktu Arab Saudi atau pukul 14.00 WIB.

· Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaituemovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.

· Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran.

· Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) : emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

· Menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”

· Menurut James & Lange : bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira. Biasa disebut teori teori perifir dalam emosi atau juga disebut paradoks James.

Menurut saya kasus ini di kelompokan masuk dalam teori pembahasan emosi yang di kemukakan oleh Jamen and Lange yang mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi sesseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar. Teori ini menekankan emasi sebagai respon dari perubahan faali yang terjadi pada dirinya.teori James-Lange menempatkan aspek persepsi terhadap respon fisiologis yang terjadi ketika ada rangsangan datang sebagai pemicu emosi yang dialami oleh manusia. Perubahan-perubahan fisiologis itu diterjemahkan menjadi emosi. Pertanyaan mendasar terhadap teori adalah bahwa dalam kenyataan sehari-hari terjadi perubahan fisiologis yang sama, tapi emosi yang dialami berbeda. Misalnya tentang berdebarnya jantung seseorang, jantung akan berdebar ketika kita bertemu dengan harimau, jantung juga akan berdebar ketika kita bertemu dengan orang yang kita kagumi atau pun berkurangnya daya tahan tubuh saat kehilangan orang yang kita sayangi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa serangkaian kejadian dalam emosi yaitu:

1. Kita menerima situasi yang akan     menghasilkan emosi

2. Kita bereaksi terhadap situasi tersebut

3. Kita memperliahatkan reaksi kita

Stimulus  Perubahan fisiologis - merasa emosi - baru berfikir ataumenyadari bahwa dirinya sedang emosi

 

Dalam kasus diatas stimulus yang di dapatkan dari bapak tersebut (Darpin) adalah mengenai kabar yang di berikan oleh petugas kementrian luar negri bahwa istrinya telah di tembak/ divonis mati karna kasus pembunuhan di Saudi arab, dan stimulus yang terjadi adalah jantung berdebar kencang  di sertai juga  daya tahan tubuh yang melemah secara drastis  karna kaget,emosi yang terjadi adalah sedih yang sangat sampai menimbulkan air mata.

Source : http://regional.kompas.com/read/2015/04/16/23451261/Ini.Pesan.Terakhir.Karni.kepada.Suami.Sebelum.Dieksekusi.Mati?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

Minggu, 29 Maret 2015

Passion

Hallo, apakabar? Oh iya assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya mochammad bagir assegaf tapi saya biasa dipanggil akmal, bingung ya? Hehehehe sama, Hanya tuhan dan umi saya yg tau kenapa saya dipanggil akmal haha.

saya lahir di Jakarta pada tanggal 13 november 1994. Sekarang Saya adalah seorang mahasiswa gunadarma jurusan psikologi semester 2, sebenarnya saya lebih menyukai jurusan politik ketimbang psikologi,  karna saya memang lahir di tengah2 keluarga politik dan para aktivis,Kakek2 saya pun adalah para pejuang di ambon. Ya mungkin saya akan lebih ke psikologi politik

Oh iya saya lupa, saya adalah keturunannya ambon-arab, saya merupakan keturunan nabi muhammad yg ke sekian ratus hehehe jadi, di dalam diri saya mengalir darah beliau yg merupakan politis, aktivis dan pejuang, ini bukan sama sekali bahan utk menyombongkan diri saya, justru ini adalah sebuah tanggung jawab besar atau mungkin bisa dibilang  sebagai tantangan bagi saya untuk mengikuti langkah2 beliau

Dulu waktu kecil saya bercita-cita sebagai orang yg bekerja di pemerintahan hehehe, tidak tau kenapa saya bisa berpikiran seperti itu mungkin karena waktu kecil saya jago beretorika dengan ibu saya sama seperti orang2 pemerintahan yg jaho beretorika kepada rakyatnya haha. Saya mulai mengenal dunia politik sejak mengikuti kegiatan2 kemanusiaan seperti menggalang dana, bakti sosial, serta aksi turun kejalan untuk membela kaum lemah seperti kasus Palestina, rohinga, serta kasu2 distriminasi di timur tengah. Dari situ saya makin berkeinginan untuk berkecimpung di dunia politik agar dapat membantu saudara-saudara saya yg tertindas melalui instansi-instansi negara.

Saat Smp saya dimasukan oleh orang tua saya ke pesantren,  dsitu saya belajar ilmu politik, filsafat dan juga belajar bahasa arab, alhamdulillah saya disitu mendapatkan pringkat yg dibilang cukup baik, dan juga banyak mendapatkan penghargaan2 dari lomba bahasa arab. bahasa arab saya cukup baik kata orang2 hehe, dan oleh karna penghargaan2 itu lah saya mendapatkan beasiswa pergi ke iran dari pesantren saya yg tetapi saya tolak karna keinginan orang tua saya.

Saya mulai berkecimpung di dunia politik mulai smp sampai kuliah sekarang, semenjak saya mulai bergabung dengan organisasi aktivis mahasiswa yg bernama Himpunan Mahasiswa Islam yg disingkat HMI. Semoga dengan saya bergabung di organisasi ini saya dapat mewujudkan cita2 saya yaitu pengabdian kepada masyarakat amin.
Sekian assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selasa, 06 Januari 2015

RESENSI NOVEL TAJMAHAL



RESENSI NOVEL “TAJMAHAL” : Kisah Cinta Abadi
Judul Asli        : Beneath a Marble Sky  : A Novel of Tajmahal
Penulis            : Jhon Sors
Penerjemah   : Meithya Rose
Penerbit          : Mizan
Terbit               : February  2007 (cetakan 3)
Tebal                : 457

Sebuah novel sejarah yg berlatar asmara,perselingkuhan,intrik dan perang saudara dibalik penciptaan maha karya TajMahal yang merupakan salah satu keajaiban dunia berhasil diramu dan disuguhkan dengan apik oleh  Jhon Shors.Bermula dari cerita sang nenek  jahanara pada dua cucunya di sungai yang menghadap tinggi nya bangunan tajmahal. Jahanara hidup dalam lingkungan cinta kasih ayahnya sultan Syah Jahan, ibunya Mumtaz Mahal , dan kakak lelakinya dara.Ia  banyak belajar prihal kemanusiaan pada ketiga orang tersebut. Ayahnya adalah seorang sultan yang tangguh namun berhati lembut, yang begitu mencintai dan menghargai ibunya. Tidak jarang ayahnya meminta pendapat ibunya dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kerajaan tanpa ada pihak yang merasa rugi dan dirugikan karna kebijaksanaanya. Begitu pula dengan kakaknya Dara, selalu berusaha menyatukan umat muslim dan umat hindu dalam satu panji di bawah kepemimpinan ayahnya, dan mengajak Jahanara untuk memaknai hidup orang2  kelas bawah. Namun kebahagiaan Jahanara sebagai remaja yang hidup bebas tanpa adanya perbedaan kelas, kasta ,dan gender terhempas karna kekejaman Aurangzeb yang ambisius, yang tak lain adalah adik lelakinya sendiri . dalam dunia Aurangzeb hanya ada kata perang dan keinginan membunuh yang membabi buta. Selain ummat hindu ia juga sangat membenci jahanara dan Dara. Baginya kedua kakaknya itu  adalah penghalang dari keinginannya untuk menjadi penguasa kelak.Kesedihan mulai mewarnai kehidupan Jahanara disaat ia masih haus kasih sayang orang tuanya pada masa remajanya.Berawal dari perkawinan politik yang merenggut kemudaanya.Tak berhenti disitu saja.Ibu yang selama ini melindunginya,meninggal dunia disaat melahirkan pada masa penaklukan Deccan.Sang ayah pun berduka dan tak lagi menghiraukan urusan pemerintahannya.Ditengah badai cobaan yang datang silih berganti,cinta datang mengetuk pintu hati  Jahanara.Seorang ahli kaligrafi bernama Isa  keturunan Persia inilah yang merancang pembuatan makam Mumtaz Mahal,ibunda Jahanara.Ia dan Isa merasa senasib karena sama2 kehilangan orang2 terkasih.Duka menempa Jhanara menjadi pribadi  yang tegar dan merasa bertanggung jawab atas keselamatan kerajaan di masa mendatang.Konflik semakin memanas ketika Taj Mahal selesai dibangun.Sang Sultan mulai sakit-sakitan ditambah lagi dengan kudeta dari Aurangzeb.Bahkan Dara dan putranya pun dibunuh olehnya dengan mengatasnamakan Agama  dan AlQuran.
Alur mundur  digunakan dalam cerita ini.Banyaknya peristiwa yang  diurai mebuat cerita ini berkesan  lambat.Dan tanpa kejelasan dalam ending ceritanya.Namun,novel ini berhasil membuat pembaca larut dalam cerita yang mengharukan.Satukesimpulan fakta yang terungkap setelah membaca  novel ini adalah bahwa ternyata Tajmahal bukan sekedar bukti cinta sultan buat istrinya tetapi lebih dari itu ia adalah perwujudan cinta suci Isa kepada putri Jahanara.